![]() | |
Gianyar Tempo dolo |
Sejarah Kota Gianyar ditetapkan dengan Peraturan Daerah Kabupaten
Gianyar No.9 tahun 2004 tanggal 2 April 2004 tentang Hari jadi Kota
Gianyar.
Sejarah dua seperempat abad lebih, tempatnya 236 tahun yang lalu, 19
April 1771, ketika Gianyar dipilih menjadi nama sebuah keraton, Puri
Agung yaitu Istana Raja (Anak Agung) oleh Ida Dewa Manggis Sakti maka
sebuah kerajaan yang berdaulat dan otonom telah lahir serta ikut pentas
dalam percaturan kekuasaan kerajaan-kerajaan di Bali. Sesungguhnya
berfungsinya sebuah keraton, yaitu Puri Agung Gianyar yang telah
ditentukan oleh syarat sekala niskala yang jatuh pada tanggal 19 April
1771 adalah tonggak sejarah yang telah dibangun oleh raja (Ida Anak
Agung) Gianyar I, Ida Dewata Manggis Sakti memberikan syarat kepada kita
bahwa proses menjadi dan ada itu bisa ditarik ke belakang (masa
sebelumnya) atau ditarik ke depan (masa sesudahnya).
Tempat Wisata di Gianyar.
1. Taman Kota Ciung Wanara

Taman kota merupakan salah satu tempat wisata alternatif
untuk mengisi liburan di kota-kota besar tanpa harus mengeluarkan banyak biaya.
Taman kota merupakan sebuah taman yang terletak di lingkungan perkotaan dalam
skala yang luas yang dapat dinikmati oleh seluruh warga kota dan sekitarnya.
Taman kota berfungsi untuk mengantisipasi dampak-dampak yang ditimbulkan oleh
perkembangan kota seperti polusi udara. Salah satu taman kota yang layak untuk
dikunjungi dan tentunya kental dengan nuansa seni yakni taman kota Ciung Wanara
yang berada di Pulau Bali.
Ciung Wanara merupakan sebuah legenda di kalangan
orang Sunda, kisahnya tentang legenda Kerajaan Sunda Galuh. Sedangkan di Bali
nama Ciung Wanara digunakan untuk nama pasukan yang dipimpin oleh Letnan Kolonel
I Gusti Ngurah Rai dalam menghadapi tentara NICA bentukan Belanda. Pada tanggal
20 November 1946 terjadi pertempuran hebat antara pasukan Ciung Wanara dengan
tentara Belanda yang dikenal dengan istilah perang Puputan Margarana. Untuk
menghargai dan mengingat perjuangan pasukan pimpinan I Gusti Ngurah Rai dalam
membela NKRI, maka taman yang berada di kota Ginayar diberi mana taman Kota
Ciung Wanara.
Taman yang memiliki luas 2.600 meter persegi ini
tepat berada ditengah-tengah kota Gianyar. Taman ini dihiasi beberapa patung
yang menjadi ikon kabupaten Gianyar. Adapun nama-nama patung yang terdapat di
taman kota Ciung Wanara yakni patung Kala Rau, Garuda, Patung Dewa Indra dengan
kereta kudanya dan Patung Dewi Bulan. Tempat ini sangat cocok untuk bersantai
dan rekreasi keluarga bagi yang tinggal di Kota Gianyar dan sekitarnya.
Pada hari minggu, taman ini juga dijadikan
sebagai Car Free Day (CFD) dan selalu ramai dikunjungi oleh wisatawan. Masyarakat
kota Gianyar sangat antusias mengikuti acara ini. Mulai dari balita sampai
manula berbaur berolahraga maupun sekedar rekreasi untuk melepas penat di areal
CFD ini. Selain tamannya yang asri, lokasinya juga sangat strategis sehingga
taman ini sangat mudah diakses oleh masyarakat. Taman ini tepat berada di
tengah-tengah pertigaan (bundaran) jalan Ciung Wanara-Gianyar, Jalan Dahram
Giri, dan Jalan Ngurah Rai-Gianyar.
Lokasi dan Cara Akses Taman Kota Ciung Wanara
Untuk lokasi taman kota Ciung Wanara Gianyar silahkan lihat posisinya di google Map berikut.
Jika
anda datang dari Bandara Ngurah Rai hanya memerlukan jarak tempuh
kira-kira 39 km atau dengan waktu tempuh kurang lebih 57 menit dengan
kendaraan bermotor. Sedangkan jika datang dari pusat Kota Denpasar
memerlukan jarak tempuh kira-kira 26 km. Berikut rute perjalanan dan
tempat wisata yang dilalui jika datang dari kawasan bandara Ngurah Rai.
Melalui Jalan Tol Bali Mandara arahkan kendaraan menuju Jalan By Pass
Ngurah Rai-Sanur hingga tempat wisata patung Titi Banda. Adapun tempat
wisata yang bisa dikunjungi dijalur ini yakni tempat wisata pantai di
kawasan sanur dan pantai Padang Galak.
Dari tempat wisata patung titi Banda arahkan
kendaraan ke timur menuju jalan By Pass Prof Dr Ida Bagus Mantra hingga ke
perempatan Pantai Lebih. Lalu belok ke kiri menuju jalan Raya Pantai Lebih
hingga ke Jalan Kapten Dipta (kota Gianyar). Dari Jalan Kapten Dipta (depan
lapangan umum Astina) belok ke Jalan Ngurah Rai – Gianyar hingga ke trafik
light ke tiga (sebelah kanan). Jika menemukan patung Garuda berati sudah sampai
di tempat wisata taman kota Ciung Wanara Gianyar.
2. Air Terjun Kanto Lampo
Objek wisata air terjun Kanto Lampo
terletak di Br. Kelod Kangin, Desa Beng, Kecamatan/ Kabupaten Gianyar – Bali,
jarak dari pusat kota Denpasar cukup dekat hanya sekitar 30 km. Sedangkan dari
pusat kota Gianyar hanya 3 km saja terletak di sebelah utaranya. Jika anda mau
berkunjung ke sini, carilah desa Beng, objek wisata baru di Bali ini bagi
kalangan warga lokal sudah disana sangat terkenal, memasuki desa tersebut sudah
ada petunjuk yang mengarahkan anda ke lokasi air terjun, atau tanya orang sekitar,
mereka akan senang hati memberikan anda petunjuk.
Sesampai di areal parkir, sejumlah
pemuda desa siap memberikan anda memberikan informasi sebelum sampai di lokasi.
Air terjun Kanto Lampo dikelola oleh warga setempat dengan peran para pemuda
desa termasuk dalam pembuatan tangga jalan menuju ke lokasi wisata, agar
perjalanan lebih nyaman. Di areal ini juga ada makanan dan minuman, tidak dikenakan
retribusi parkir, hanya dikenanakan biaya tiket masuk Rp 5.000/orang baik
desawa maupun anak-anak.
Untuk menuju ke tempat air terjun
anda harus menuruni puluhan anak tangga, sepanjang perjalanan ada beberapa
tempat peristirahatan dan juga pedagang, bisa anda gunakan sebagai tempat
bersantai, sambil menikmati alam asri sekitarnya yang belum terjamah. Mungkin
ada baiknya anda berkunjung tidak saat musim penghujan, karena jalannya akan
sedikit licin. Sebelumnya jalan setapak untuk menuju air terjun Kanto Lampo
sudah ada, akses jalan menuju lokasi digunakan warga setempat untuk mengambil
air suci kepentingan upacara keagamaan.Namun setelah menjadi objek wisata,
akses jalan ditata lebih baik agar memberikan kenyamanan bagi pengunjung.
Setelah melewati anak tangga anda akan
melewati tangga bebatuan alami, maka anda akan disuguhi pemandangan indah air
terjun Kanto Lampo, memiliki daya tarik tersendiri dan berbeda dengan objek
wisata air terjun lainnya, air terjun ini tidak menampilkan tebing-tebing
curam, tapi bebatuan yang berhimpitan tersusun acak, beberapa bagian bebatuan
datar, sehingga anda bisa berada dan duduk bersantai di bawah atau bagian
tengah tebing sambil mandi menikmati segarnya dan jernihnya air terjun
tersebut.
Aliran air terjun Kanto Lampo menerpa
bebatuan-bebatuan tebing sehingga mengalir perlahan, tidak menciptakan suara
gemuruh seperti air terjun lainnya yang menimpa langsung objek di bawahnya dari
tebing tinggi. Aliran air di sini menimbulkan cipratan-cipratan air karena
menimpa undakan-undakan acak dari tebing. Tempat ini memang menyuguhkan pesona
yang sanggup memberikan kenyamanan dan membuat pikiran anda fresh kembali
dengan suasana alam yang sejuk dikelilingi semak dan hutan tropis yang hijau.
Aliran
air terjun Kanto Lampo cukup jernih untuk mandi, anda bisa mandi dan
bercengkrama, bahkan di tengah-tengah tebing sambil duduk bersila seolah
seorang pertapa, tentu akan menciptakan efek gambar yang sensasional. Kawasan
ini akan ramai pengunjung saat liburan hari raya. Tempat ini selain sebagai tempat
rekreasi juga sebagai ajang photo-photo yang keren.
3.
Tampaksiring Journey

Untuk mencari
lokasinya tidak terlalu sulit. Apalagi Tempat Menarik ini bisa terlihat dari
jalan utama yang beraspal. Harga tiket masuk cuma 10ribu per orang sudah
termasuk free segelas minuman yang bisa kalian pilih varian rasanya, tidak
hanya sebagai tempat nongkrong atau berfoto, tapi disini kalian juga bisa
memesan makanan dan minuman, harga per itemnya mulai dari 10 ribuan pokoknya
dibawah 50 ribuan. Tampaksiring Journey ini buka dari jam 09.00am - 09.00pm
kalau untuk activity seperti trekking dan cycling tutup sampai jam 05.00pm,
seperti temanya yang membuat menarik tempat ini adalah sebuah bangunan yang
terbuat dari bambu yang diikat sedemikian rupa hingga terbentuklah bangunan
paviliun yang unik ini, deck kayu di Bali Pulina Coffee dan bangunan paviliun dari bambu di Tampaksiring
Journey.
4. Goa Gajah
Pura Goa Gajah adalah salah satu pura tertua dan bersejarah yang menjadi
simbol dan saksi perkembangan peradaban masyarakat Hindu dan Budha di pulau
Bali. Pura ini terletak di Bedulu , Blahbatuh, Gianyar. Goa gajah jika di
artikan maka bermakna gajah. Mengapa di namakan Goa Gajah? karena salah satu
kompleks pura terdapat sebuah goa dengan ukiran besar di pintu masuknya yang
menyerupai gajah, maka itulah pura ini disebut pura goa gajah.
Di dalam kompleks Pura Goa Gajah tidak hanya terdapat
sebuah Goa besar saja namun ada bangunan lain seperti pancuran air dari
beberapa arca, airnya sendiri adalah sumber air dari pertemuan dua mata air
dimana dalam masyarakat Hindu Bali hal tersebut adalah hal yang dipandang
sebuah sebuah hal yang sangat suci. Terdapat juga sebuah arca dewa Ganesha
sebagai dewa pelindung dalam kepercayaan agama Hindu. pada sudut lainnya
terdapat reruntuhan bekas candi bercorak Buddha yang dipahat pada bebatuan
cadas.
Suasana dari kompleks Pura Goa Gajah sendiri penuh
dengan kedamaian, bentuk arsitekturnya membawa anda era masa lalu khas era
kerajaan-kerajaan bercorak Hindu dan Buddha. Anda juga diperkenankan untuk
memasuki Goa utama di pura ini, didalamnya terdapat bilik-bilik yang dulunya
dipercaya digunakan untuk bermeditasi.
Pura ini dibuka untuk umum namun ada pengecualian bagi
para wanita yang sedang datang bulan tidak diperkenankan untuk memasuki wilayah
pura untuk menjaga kesucian Pura itu sendiri.
5. Taman Nusa
.
Taman
Nusa merupakan taman wisata budaya yang memberikan pengetahuan menyeluruh
tentang budaya dari berbagai etnis Indonesia dalam suasana alam pulau Bali.
Misi Taman Nusa adalah untuk menjadikan taman budaya sebagai sarana
pelestarian, rekreasi dan didaktika bagi para pengunjung baik lokal maupun
mancanegara untuk lebih memahami budaya Indonesia dengan cara yang menarik dan
interaktif.
Di
kawasan seluas 15 hektar, pengunjung berkesempatan untuk menjelajah dan
menikmati panorama perjalanan waktu Bangsa Indonesia, dimulai dari masa
prasejarah, jaman perunggu, masa kerajaan hingga kampung budaya
Indonesia. Perjalanan berlanjut ke masa awal Indonesia, era kemerdekaan,
masa kini dan akhirnya sampai di harapan Indonesia masa depan.
Taman Nusa Bali terletak di jalan Taman Bali, Br.
Blahpane Kelod, Desa Sidan, Sidan, Kecamatan Gianyar, Kabupaten Gianyar, Bali
80582, Indonesia.Ada 2 harga yang diberlakukan disini yaitu harga domestik dan asing.
Bagi Wisatawan Domestik dikenakan tiket masuk Rp85 ribu/orang. Untuk Wisatawan Asing dikenakan
tarif USD29/orang
atau Rp300 ribu/orang. Dengan harga tersebut kamu bisa berkeliling menikmati
replika candi Borobudur, 60+ rumah tradisional suku Indonesia, Musium
budaya Indonesia, dll.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar